Liburan : Ikuti Rangkaian Acara Penti -Caci Di Kampung Copu Cibal

Minggu, 20 Oktober 2019, aku kembali ke Kampung halaman tepatnya di Copu Cibal, Desa Waecodi, Kecamatan Cibal Barat, Manggarai. Setelah berhasil meraih gelar sarjana dan diwisudakan pada tanggal 12 Oktober yang lalu di Universotas Flores, lega rasanya bisa kembali ke Kampung. Berbagai ucapan selamat aku dapatkan hari itu. Ah..terharu aku...kembali ke Laptop.
Tanggal 25 Oktober aku posting foto rangkaian acara penti di Fb. Salah satu Dosen Publikasi Uniflor memberikan komentar " tulis ulasannya di blog. Pasti seru" Ujar Ibu Tuteh. Aku langsung jawab jujur belum punya blog Bu, tidak tahu cara buatnya mulai dari mana. Akhirnya aku diajarin sampai blog aku jadi. Terimakasih Ibu Tuteh, maaf juga menunggu lama untuk ulasan pertamanya. Hehe...
Maklum baru belajar

Rangkaian Upacara Penti
Upacara Penti adalah salah satu ritual adat Manggarai yang merupakan Ungkapan Syukur atas hasil Panen yang diterima sekaligus pergantian Musim. Biasanya upacara ini diadakan setiap Tahun pada bulan Oktober- November, Ada pula yang melaksanakannya pada akhir atau awal tahun.Upacara ini dihadiri oleh semua warga yang berdiam di Kampung tersebut atau Pa'ang Olo Ngaung Musi. Di Kampung Cpu terdiri dari berbagai suku namub hanya satu suku yang mendiami Rumah Gendang sekaligus sebagai Tua Teno dan Tua Gendang yaitu Suku Ta'as. Suku Ta'as ini terdiri dari 3 Tingkat (Panga) yaitu Sulung (Ta'as Panga Ngaso), Tengah (Ta'as Panga Reha), Bungsu ( Ta'as Panga Cucu). Kali ini yang bertanggungjawab pada acara ini adalah Ta'as Panga Cucu (bungsu). Namun semua Dana tetap bersumber dari seluruh masyarakat yang ada di Kampung Copu dan semua wajib mengikuti.  Acara inii dimulai pada Pukul 04.00 yang terdiri dari:
1. Barong Wae Teku 
    Barong Wae Teku adalah acara syukuran di mata Air sebagai rasa terimakasih kepada penunggu mata air dan nenek moyang karena masyarakat tidak mengalami kekurangan air. Upacara ini dihadiri oleh Tu'a-tu'a adat, Tu'a-tu'a perwakilan dari berbagai suku, anak Muda dan Dewasa yang pada intinya semuanya adalah laki-laki. Pada acara ini diawali dengan cepa (persembahan siri pinang) lalu dilanjutkan dengan persembahan seekor ayam. 
2. Barong Compang
     Upacara ini merupakan syukuran kepada nenek Moyang atas Kampung halaman yang telah diberikan kepada anak cucu juga karena nenek moyang selalu menjaga kampung dari berbagai badai, kericuhan sesama masyarakat. Acara ini juga memberikan sesajian kepada Nenek Moyang di mesbah yang sudah ada, biasanya di depan rumah gendang. Sesajian yang diberikan juga sebuah ayam yang disembelih di atas mesbah (Compang). Upacara ini lanjutan dari upacara sebelumnya karena itu yang ikut semuanya laki-laki. Perempuannya kemana? Hehehe ibu- ibu di Dapur. Namun pada perkembangan jaman ada juga perempuan yang ikut walaupun hanya untuk dokumentasi atau selfie sendiri. Hehe
3. Wisi Loce
     Setelah selesai di Compang (Mesbah Kampung) semua warga yang ikut ambil bagian Memasuki Rumah Gendang. Di rumah semua warga yang belum ikut di wajibkan ikut karena dilanjutkan dengan sesajian umum di Rumah Gendang. Upacara ini di maknai sebagia terimakasih kepada nenek moyang karena sudah menjagai rumah gendang dan seluruh isi Kampung. Pada upacara ini ibu-ibu sudah ambil bagian. Hewan yang disembelih adalah seekor Ayam.
4. Libur Kilo
     Upacara Libur Kilo adalah syukuran masing-masing keluarga di rumah tangganya masing-masing. Biasanya acara ini berlangsung di Kamar Tidur Utama sebagai rasa syukur karena sudah dilindungi dan dijaga serta diberikan rejeki dan kesehatan selama setahun. Biasanya acara ini juga disembelihkan sebuah ayam untuk persembahan kepada nenek moyang. Bayangkan berapa keluarga dalam satu kampung? Waow Pada saat itu ada Puluhan bahkan ratusan Ayam yang disembelih. Setelah acara keluarga ini selesai semua kembali ke Rumah Gendang untuk melanjutkan makan malam dan canda tawa bersama. Biasanya gong dan gendang dibunyikan sampai dini hari.
5. Penti
    Puncak dari semua upacara di atas adalah Penti. Upacara ini wajib dihadiri seluruh masyarakat yang ada di Kampung. Dalam  kepercayaan adat Manggarai warga yang tidak mengindahkan undangan Tua Adat maka akan dapat balasan yang setimpal. Sambil menunggu semua masyarakat dari berbagia suku hadir, biasanya para Ibu memukul gong dan gendang untuk meramaikan acara. Aku Promosi dikitkan boleh ya? Pada acara kali ini aku juga ikut pukul Gendang. Aku adalah salah seorang Putri tua adat Ta'as Panga Ngaso. Wah Pantasan nulis ulasan begini. Pasti tahu dari Bapaknya. Hehe tidak, bukan itu alasannya aku memang putri mereka tapi aku mencintai Manggarai dan Budayanya. 
 Setelah masyarakat hadir di Rumah Gendang. Acara Penti pun dimulai. Awalnya Tua menyapa dengan salam (Kapu) kepada semua kepala Suku dan perwakilan semua masyarakat (Pa'ang Olo Ngaung Musi), Anak Wina dan Anak Rona lalu dilanjutkan dengan Tudak Ela Penti. 
Tudak Ela Penti ini dibawakan oleh seorang juru bicara yang ahli dalam acara ini. Tudak Ela penti ini adalah syukuran yang dilanjutkan dengan penyembelian seekor Babi yang sudah disiapkan di depan Pintu. Setelah semua selesai sampai Hang Helang (Persembahan Makanan) oleh Tua, dilanjutkan makan siang bersama. Setelah makan siang bersama untuk meramaikan acara penti selanjutnya di peragakan tarian Caci. Caci itu apa sih? Hehe Nantikan ulasan selanjutnya.




x

Komentar